![]() To create a work of art, Tonny emphasized several important aspects, including access to cinema he received early on, personal trauma (stigma/label), as well as social capital and knowledge. Also, Tonny said that he likes to watch Indian films since his teenage. Along with his father, in the 1970s, he often watched comedy films. Tonny Trimarsanto began his presentation with a story of his childhood in Klaten, a district in Central Java that has plenty of cinemas. Akbar Yumni, as the moderator, opened the panel discussion with a short description of each panelist delivering presentations in the panel. Membuat label berada di atas panel java series#The second day, August 20, 2019, of Forum Festival in a series of ARKIPEL bromocorah events, panel 4 with the headline “Experimentation of Art and Performance” was held at 09:30 AM – 11.05 AM. Sedangkan Irwan menjawab bahwa ia berusaha tidak terjebak pada konvensi seni arus utama sehingga ia pun mengingini tantangan atas seni sebagai medium ekspresi. Tonny merespon pertanyaan ini dengan mengatakan bahwa ketidakberjarakannya dengan kamera dan isu yang diangkat menjadi salah satu aspek penting dalam proses berkaryanya. ![]() Jasmine menjawab bahwa cara pembuatan filem menggunakan arsip seperti yang terjadi pada filem Eleven Men yang menghadirkan sosok ikonik adalah contoh bagaimana representasi sejarah diganggu. Pada panel ini, Hafiz mengajukan pertanyaan tentang ukuran eksperimentasi seni yang dapat membingkai isu-isu dalam karya masing-masing panelis, baik dalam konteks seni, filem maupun studi terhadap filem. Menurut Jasmine, ketiga filem tersebut menghadirkan taktik-taktik untuk mengganggu representasi sejarah yang mapan. Ia menggunakan tiga buah filem pendek yaitu Jai karya Anocha Suwichakornpong, Shotgun Tuding karya Shireen Seno dan Eleven Men karya Nguyen Trinh Thi. Lalu pembicara ketiga – Jasmine Nadua Trice – berfokus pada eksperimentasi dalam bentuk kesejarahan, khususnya kaitannya dengan aspek estetika dan representasi. Moderator menyimpulkan kemudian bahwa bromocorah pada presentasi Irwan Ahmett berada di seputar batas-batas ideologi. Lalu ia membahas tentang kebrutalan formal melalui faktor-faktor seperti kegagalan sistem ekonomi, bencana ekologi, anti-intelektualisme, dan spekulasi. Ia sendiri menawarkan konsep bromocorah yang digunakan untuk ‘mengakali’ sistem lewat contoh kasus di Utara Jakarta bahwa narasi agama digunakan untuk mempertahankan wilayah padahal pada kenyataannya itu adalah narasi ekonomi. Jika menurut negara, daerah perbatasan memiliki kecenderungan terjadi tindakan ilegal, Irwan justru berpikir lain. Ia memperlihatkan gambar peta Selat Malaka pada tahun 19 lalu membandingkan berbagai perbedaannya menggunakan tawaran yang spekulatif. Pembicara kedua – Irwan Ahmett – menceritakan proses karya seninya mengenai daerah perbatasan sebagai konstelasi geopolitik. Ia memfokuskan karyanya pada filem dokumenter karena ia menganggap spontanitas yang ada di dalam filem dokumenter memberikan efek kejutan yang tidak bisa diduga atau diterka. Pertimbangan pilihan itu terjadi saat berhadapan dengan kendala akses serta kedalamannya. Ketika meramu aspek-aspek tersebut, Tonny menyertakan pula kurasi pilihan-pilihan peristiwa yang penting untuk direspon menjadi sebuah karya. Untuk membuat sebuah karya seni, Tonny menekankan beberapa aspek penting, antara lain: akses terhadap sinema yang ia terima sejak dini, trauma (stigma/label) personal, serta modal sosial dan pengetahuan. Selain itu, sejak remaja Tonny gemar mengonsumsi filem-filem India. ![]() Bersama ayahnya, pada tahun 1970-an, ia sering menonton filem dengan genre komedi. Tonny Trimarsanto memulai presentasinya dengan cerita masa kecil dirinya di Klaten yang merupakan sebuah kabupaten di Jawa Tengah yang mempunyai bioskop dalam jumlah tak sedikit. Akbar Yumni selaku moderator membuka perbincangan panel dengan sedikit deskripsi tentang masing-masing narasumber yang akan memaparkan presentasi di panel ini. ![]() Hari kedua tanggal 20 Agustus 2019 Forum Festival dalam rangkaian acara ARKIPEL bromocorah, panel 4 dengan tajuk “Eksperimentasi Seni dan Performativitas” dilaksanakan pada pukul 09.30 AM – 11.05 AM. ![]()
0 Comments
Leave a Reply. |
AuthorWrite something about yourself. No need to be fancy, just an overview. ArchivesCategories |